TEMPO.CO, Bantul - Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia (Pusham UII) menerbitkan komik yang menceritakan kisah pembunuhan wartawan harian Bernas, Fuad Muhammad Syafrudin alias Udin. Lembaga ini meluncurkannya pada Rabu, 13 Agustus 2014, atau tepat pada hari saat Udin dipukul orang tak dikenal suatu malam kemudian meninggal dunia tiga hari kemudian pada 18 tahun lalu.
Komik yang diberi judul Menagih Janji Tanggung Jawab Polisi untuk (Alm.) Udin adalah karya komikus Andi Purnawan Putra atau akrab disapa Andi Pensil Terbang. Karya setebal 38 halaman ini menceritakan kisah perjalanan hidup Udin sejak kecil hingga meninggal dunia pada 16 Agustus 1996 lampau, dan kasusnya terus berlarut tanpa penanganan. (Baca: Pejabat Istana: Pengusutan kasus Udin Harus Dilanjutkan)
Isinya, antara lain, mengisahkan kehidupan Udin saat kecil dan perjalanan kariernya sejak putus kuliah dari Fakultas Tarbiyah UII dan mulai bekerja sebagai kontributor harian Bernas pada 1986. Kisah komik ini juga menggambarkan malam pemukulan Udin hingga mandeknya penanganan kasusnya sampai 18 tahun kemudian. Komik itu menyinggung sejumlah berita korupsi yang ditulis oleh Udin dan menyebabkan pejabat di Pemerintah Kabupaten Bantul saat itu berang.
Ketika berbicara kepada wartawan dalam peluncuran komik ini di kantor Pusham UII, Andi merendah dan mengaku gagal menghadirkan karya komik yang bisa membangkitkan emosi pembaca. Semula dia berharap mampu membuat karya komik yang memiliki kekuatan menarik simpati pembaca pada kasus Udin. "Kisahnya hanya berupa penggalan-penggalan dan mungkin hanya familiar bagi mereka yang paham kasus ini," katanya.
Menurut Andi, keterbatasan waktu untuk meriset kasus tersebut menjadi faktor penyebab. Apalagi dia harus menahan diri untuk mengeksplorasi informasi dari keluarga Udin, khususnya istri Udin, Marsiyem. "Saya tidak mau sadis dengan berulang kali meminta Marsiyem menceritakan tragedi menyedihkan itu," katanya.
Berikutnya: Profil Terduga